Apa Itu Mind Mapping?
Teknik mind map yang dikembangkan oleh Tony Buzan ini pada tahun 1970-an bagus sekali untuk dikenalkan dan dilatihkan kepada siswa-siswa anda. Yuk kita simak sama-sama.
PENGERTIAN MIND MAP
Mind map berbeda dengan concept map (peta konsep). Awas, dua istilah ini jangan disamakan. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry, 2004). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.
MANFAAT TEKNIK MENCATAT DENGAN TEKNIK MIND MAP
Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di antaranya:
Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun kelompok
Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.
Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan cepat
Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus menentukan hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadi mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan cepat.
Mind map meningkatkan daya ingat
Catatan khas yang dibuat dengan mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung di dalammind map itu.
Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu informasi
Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas padamind map mereka masing-masing.
Mind map dapat memusatkan perhatian siswa
Selama proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.
Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan
Anak mana yang tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar? Bahkan hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek apapun kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak
Selama mencatat dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakan belahan otak kiri terkait pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map (peta pikiran).
BENTUK DASAR MIND MAP
- Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami kristalisasi dalam bentuk gambar di tengah mind map
- Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind mapdalam bentuk cabang-cabang
- Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau ditulis pada garis yang berhubungan
- Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau ditulis sebagai cabang-cabang yang lebih kecil
- Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan
CONTOH MIND MAP
Contoh mind map yang dibuat dengan tangan (hand made) bukan oleh software. Sumber:Wikipedia |
CARA MENGORGANISASIKAN MATERI PEMBELAJARAN KE DALAM MIND MAP
- Gunakan kertas kosong
- Buat gambar tentang GAGASAN UTAMA di tengah kertas
- Pakai beragam warna berbeda untuk setiap cabang utama yang langsung terhubung ke GAGASAN UTAMA
- Buat cabang-cabang tingkat kedua dari cabang utama
- Buat cabang-cabang tingkat ketiga dari cabang kedua, dst
- Gambar garis cabang sebagai garis melengkung (bukan garis lurus)
- Tiap baris letakkan satu kata kunci
- Gunakan gambar berupa simbol-simbol yang menarik di setiap bagian yang mungkin
Selain menggunakan kemampuan menulis (handmade mind map), saat ini juga terdapat banyak software pembuat mind map (mind map creator software) untuk diinstal di notebook, gadget atau komputer sehingga dapat mengefisiensi penggunaan waktu dan memudahkan bagi siswa yang kemampuan menggambarnya kurang.
KELEMAHAN TEKNIK MIND MAP
- Memerlukan banyak alat tulis (misal spidol warna-warni). Mind mapyang baik memerlukan banyak alat tulis, sehingga simbol-simbol, gambar-gambar, garis-garis, dan kata-kata yang dicantumkan dalam mind map menjadi menarik dan atraktif. Berbeda dengan teknik menulis biasa yang tentu saja hanya memerlukan satu pulpen atau pensil sebagai alat tulis.
- Memerlukan latihan sehingga siswa terbiasa dan mahir. Biasanya siswa akan ragu-ragu untuk menulis atau menggambar. Dorongan dari guru diperlukan sehingga mereka akan lebih berani dan makin kreatif dan aktif.
- Memerlukan waktu relatif lama dari teknik mencatat biasa (bila siswa masih dalam tahap pemula), tetapi justru dapat menjadi teknik mencatat yang cepat jika mereka sudah terbiasa dan mahir menggunakan teknik mind map ini.
REFERENSI TENTANG MIND MAP
- Buzan, Tony dan Barry. (2008). Memahami Peta Pikiran. Bandung: Interaksara.
- DePorter, Bobby. (2002). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
- DePorter, Bobby, et al(2002). Quantum Teaching “Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas”. Bandung: Kaifa.