INILAH SERVER YANG DIGUNAKAN UNTUK UN 2016
https://plus.google.com/108269895555856026237/posts
Kehadiran berbagai merek server produksi
nasional turut mewarnai kesiapan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UN CBT) yang diimplementasikan pemerintah sejak tahun 2015. Kualitas server
nasional ini sudah setara dengan merek ternama lainnya. Salah satunya adalah
Redstone, yang diciptakan produsen PC ternama, Byon.
"Pengalaman kami dalam menghadirkan server andal dengan harga
terjangkau di lingkungan pendidikan sudah teruji puluhan tahun," kata Sugianto, Head of products
Astrindo.
Sugianto menambahkan, salah satu kunci
keberhasilan mereka adalah dengan memaksimalkan sinergi server Redstone dengan
PC merek Byon. Server Redstone selain menggunakan prosesor Intel Xeon dengan
garansi 3 tahun, juga menjadi jauh lebih cepat dan tangguh dengan kehadiran
Intel SSD didalamnya.
Server Redstone sudah memenuhi berbagai
persyaratan yang ditetapkan, antara lain keberadaan 2 Ethernet LAN yang
terhubung dengan komputer-komputer yang akan digunakan dalam CBT.
"Semua seri server Redstone mulai dari
basic hingga premium sudah dilengkapi 2 ethernet LAN sehingga memudahkan
konsumen untuk memilih sesuai kebutuhan serta alokasi budget-nya," kata
Sugianto.
Dengan berbagai kelebihannya, Sugianto berharap server-server lokal
mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mendukung infrastuktur UN CBT. Ke
depan, bukan tidak mungkin produk dalam negeri seperti Redstone akan menjadi
ikon kebanggaan nasional seperti yang terjadi di negara lain di Asia.
Berdasarkan jadwal yang ditetapkan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, UN 2016 akan berlangsung tiga gelombang.
UN pertama adalah UN perbaikan 2015 yang akan
dilaksanakan pada 22 Februari 2016. Sementara UN utama 2016 akan dimulai 4
April, dan UN perbaikan tahun 2016 akan berlangsung pada awal Juni/September.
Dalam acara Rapat Koordinasi Persiapan
Pelaksanaan UN Tahun Pelajaran 2015/2016, di Jakarta, Senin, 2 November 2015,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berpesan, pelaksanaan UN bukan
sekadar tanggungjawab konstitusional pemerintah, tetapi juga tanggungjawab
moral. (ADV)
"Tanggungjawab moral ini justru lebih
berat daripada tanggungjawab konstitusional. Oleh karena itu pelaksanaan UN
harus memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter dan moral bagi bangsa
Indonesia. Jika UN tidak memberikan kontribusi dalam pembentukan moral, maka
apa yang kita laksanakan akan sia-sia, sementara sudah banyak pikiran, tenaga,
dan biaya yang kita keluarkan," katanya.